Woiwnews.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus bekerja sama dalam upaya menangani penyebaran virus Mpox, yang dikenal juga sebagai cacar monyet, di Indonesia. Hingga saat ini, BPOM sedang mempercepat pengadaan tiga jenis obat penting untuk mengatasi penyebaran virus ini, yaitu Tecovirimat, Cidofovir, dan Brincidofovir.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa pihaknya berupaya agar ketiga obat tersebut segera tersedia di Indonesia. “Kami sedang melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan pengadaan obat ini berjalan lancar. Ini menjadi prioritas kami karena cacar monyet telah menjadi ancaman kesehatan global yang serius, sebagaimana dinyatakan oleh World Health Organization (WHO),” ujarnya.
Tindakan Nyata dalam Menangani Mpox
Selain pengadaan obat, Kemenkes dan BPOM telah mengambil langkah proaktif dengan mendatangkan vaksin cacar monyet atau monkeypox (Mpox) dalam tiga tahap. Vaksin ini diharapkan mampu menekan angka penularan yang kian meningkat. “Sebanyak 7.600 dosis vaksin telah siap digunakan untuk memproteksi masyarakat dari cacar monyet,” kata Taruna Ikrar.
Upaya ini tidak hanya menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan kesehatan global. Terlebih, sejak kasus pertama terkonfirmasi di Indonesia pada 20 Agustus 2022, jumlah penderita Mpox terus bertambah. Hingga tahun 2024, tercatat total 88 kasus di berbagai wilayah Indonesia.
Baca juga: Banyak Anak Menjalani Cuci Darah di RSCM, Ini Penjelasannya
Efektivitas Obat
Ketiga obat yang sedang diupayakan untuk segera tersedia di Indonesia memiliki mekanisme kerja yang berbeda, namun sama-sama bertujuan untuk menghambat dan mengobati infeksi virus Mpox. Cidofovir, misalnya, merupakan obat antivirus yang telah melalui berbagai penelitian dan menunjukkan efektivitas tinggi dalam mengobati cacar monyet.
Dilansir dari Calvaria Medical Journal, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya mengungkapkan bahwa Cidofovir terbukti sangat efektif dalam membantu pasien yang terinfeksi cacar monyet. “Tingkat kesembuhan pasien yang menerima pengobatan Cidofovir berkisar antara 57 persen hingga 85 persen, tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahan penyakitnya,” demikian pernyataan dari jurnal tersebut.
Brincidofovir adalah obat lain yang juga tengah dipertimbangkan untuk mengatasi Mpox di Indonesia. Menurut informasi dari National Library of Medicine, Brincidofovir bekerja dengan cara menghambat replikasi virus di dalam tubuh. Meskipun uji klinis terkait efektivitasnya terhadap cacar monyet masih terbatas, obat ini telah menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan dalam pengobatan beberapa infeksi virus lainnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan Brincidofovir harus dilakukan dengan hati-hati karena obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti peningkatan enzim hati. “Brincidofovir tetap merupakan pilihan yang potensial dalam pengobatan cacar monyet, meskipun perlu pengawasan ketat dalam penggunaannya,” tambah Taruna Ikrar.
Terakhir, Tecovirimat adalah obat yang bekerja dengan cara mencegah virus Mpox keluar dari sel yang terinfeksi. Dengan demikian, virus tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, hasil awal menunjukkan bahwa Tecovirimat dapat mempercepat proses penyembuhan tanpa menimbulkan banyak efek samping.
Komitmen Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Kesehatan Global
Langkah cepat yang diambil BPOM dan Kemenkes ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menghadapi ancaman kesehatan global. Pengadaan obat dan vaksin secara cepat tidak hanya diharapkan dapat menekan angka kasus Mpox, tetapi juga memberi rasa aman bagi masyarakat di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus ini.
“Dengan adanya upaya ini, kami optimis dapat meminimalisir dampak penyebaran Mpox di Indonesia. Kami juga berharap masyarakat tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” tutup Kepala BPOM.
Keberhasilan penanganan Mpox di Indonesia akan sangat bergantung pada dukungan berbagai pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk segera melaporkan jika ada gejala yang mencurigakan. Dengan kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia dapat melalui tantangan ini dengan baik.
Sumber: Tempo.