Woiwnews.com – Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa kebiasaan mengonsumsi kopi, khususnya tanpa pemanis, dapat membantu menurunkan risiko terkena demensia, penyakit Alzheimer, dan Parkinson. Demensia sendiri merupakan gangguan kognitif yang sering menyebabkan penurunan fungsi berpikir dan daya ingat, dengan Alzheimer menjadi salah satu penyebab utamanya.
Studi tersebut dilakukan dengan menganalisis data kesehatan 204.847 orang di Inggris yang berusia antara 40 hingga 69 tahun pada awal penelitian. Selama periode pengamatan rata-rata sembilan tahun, para peneliti mencatat kebiasaan konsumsi kopi peserta serta diagnosis penyakit neurodegeneratif yang mereka alami.
“Konsumsi kopi berkafein yang lebih tinggi, terutama jenis tanpa pemanis, dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer, demensia terkait, dan Parkinson,” ungkap para peneliti seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (23/1/2025).
Dalam penelitian ini, peserta dikelompokkan berdasarkan jumlah konsumsi harian mereka. Kelompok tersebut meliputi bukan peminum kopi, 0-1 cangkir per hari, 1-2 cangkir per hari, 2-3 cangkir per hari, dan lebih dari tiga cangkir per hari.
Hasil menunjukkan bahwa kelompok dengan konsumsi tiga cangkir kopi per hari memiliki manfaat yang paling signifikan dalam mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif. Meski demikian, peserta yang mengonsumsi kopi dalam jumlah berapapun tetap memiliki risiko lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum sama sekali.
“Orang yang minum kopi memiliki setidaknya 34 persen lebih rendah risiko terkena Alzheimer dan penyakit terkait lainnya,” ungkap peneliti. Selain itu, risiko mengalami Parkinson juga berkurang hingga 37 persen, sementara risiko meninggal akibat penyakit neurodegeneratif menurun hingga 47 persen.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kafein memiliki sejumlah sifat yang dapat melindungi otak dari kerusakan akibat penyakit neurodegeneratif. Namun, manfaat tersebut lebih terasa pada kopi tanpa pemanis tambahan. Peneliti memperingatkan bahwa gula dan pemanis buatan dapat mengurangi efek perlindungan kafein terhadap otak.
“Berbagai mekanisme menunjukkan adanya hubungan potensial antara konsumsi kopi tanpa pemanis dan berkafein dengan penyakit neurodegeneratif,” jelas mereka.
Meski temuan ini memberikan harapan baru, peneliti juga menekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami apakah hubungan ini bersifat kausal. Faktor-faktor lain yang lebih kompleks mungkin turut berperan, mengingat penyakit neurodegeneratif melibatkan berbagai aspek kesehatan.
Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan manfaat kopi ini, para ahli merekomendasikan untuk mengonsumsinya tanpa tambahan gula atau pemanis buatan. Selain itu, menjaga pola hidup sehat secara menyeluruh tetap menjadi faktor utama dalam pencegahan penyakit neurodegeneratif.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang potensi manfaat dalam menjaga kesehatan otak, khususnya di usia lanjut. Dengan konsumsi yang tepat dan seimbang, kopi bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang mendukung fungsi kognitif dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.