Woiwnews.com – Media sosial X menjadi sorotan publik setelah munculnya video seorang pria yang memilih merobek tas mewah Hermes miliknya di depan petugas Bea Cukai, daripada membayar pajak sebesar Rp 26 juta. Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, memunculkan beragam reaksi dari netizen.
Dalam video yang diunggah oleh akun @Artic_monkey12, terlihat seorang pria sedang diperiksa oleh petugas Bea Cukai di sebuah tempat pemeriksaan. Petugas menemukan tas mewah bermerek Hermes di dalam kopernya melalui pemeriksaan X-ray. Selain tas, terdapat juga bukti invoice atau tagihan pembelian tas tersebut.
Menurut petugas, harga tas tersebut mencapai 36.800 Hong Kong Dolar atau setara dengan lebih dari US$ 4.000. Sesuai aturan, jika nilai barang melebihi batas pembebasan bea masuk per orang, maka penumpang wajib membayar pajak. Dalam hal ini, batas pembebasan bea masuk adalah US$ 500.
Petugas Bea Cukai meminta pria tersebut untuk membayar pajak sebesar Rp 26 juta. Namun, pria tersebut membantah harga tas yang disebutkan oleh petugas, mengklaim bahwa harga tas yang dibelinya hanya sekitar US$ 1.000 atau sekitar Rp 16 juta.
Setelah tidak berhasil mendapatkan kesepakatan dengan petugas, pria itu memutuskan untuk merobek tasnya di depan para petugas Bea Cukai sebagai bentuk protes atas tuntutan pembayaran pajak yang dianggapnya terlalu tinggi.
Unggahan video tersebut mendapatkan perhatian yang luas dari netizen. Ada yang mendukung aksi pria tersebut, menganggapnya sebagai tindakan yang tepat untuk menolak sistem pembayaran pajak yang dianggap tidak wajar.
Namun, tidak sedikit juga yang mengecam aksi tersebut, menganggapnya sebagai tindakan yang tidak patut dilakukan. Beberapa netizen menekankan pentingnya taat pada aturan pajak sebagai warga negara yang baik.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait, termasuk Bea Cukai, mengenai kejadian ini. Namun, kejadian tersebut menunjukkan kompleksitas dalam penegakan aturan pajak di Indonesia, serta pentingnya dialog yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat terkait kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Kisah aksi pria yang merobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai telah memicu perdebatan sengit di media sosial. Peristiwa ini mencerminkan kompleksitas dalam sistem perpajakan dan perlunya pendekatan yang lebih bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan terkait pajak dan kepemilikan barang mewah di Indonesia.
Dengan demikian, kejadian ini tidak hanya mengundang reaksi emosional dari masyarakat, tetapi juga menyoroti pentingnya reformasi dalam kebijakan perpajakan dan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan warganya.
Baca juga: Boikot Israel! Lebih dari 100 Gerai KFC Tutup Sementara di Malaysia
Sumber: Tempo.