Woiwnews.com – Seiring membaiknya stabilitas geopolitik di kawasan Timur Tengah, Mesir kini memainkan peran penting sebagai mitra dagang strategis Indonesia di Afrika Utara. Negara tersebut berfungsi sebagai hub logistik utama yang menghubungkan jalur perdagangan antara Asia, Afrika, dan Eropa melalui Terusan Suez, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Peran strategis ini membuat hubungan ekonomi kedua negara semakin erat, terutama dalam konteks peningkatan ekspor dan diversifikasi produk dari Indonesia.
Data terbaru menunjukkan, total nilai perdagangan Indonesia dan Mesir pada 2024 mencapai US$1,735,6 juta, meningkat 14,5% dibanding tahun sebelumnya. Tren positif itu terus berlanjut pada 2025. Selama periode Januari hingga Agustus 2025, total perdagangan kedua negara tercatat US$1,634,9 juta, naik tajam 48,72% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut menegaskan bahwa kerja sama ekonomi Indonesia-Mesir mengalami percepatan signifikan dalam dua tahun terakhir.
Dari sisi kinerja ekspor, Indonesia masih mendominasi neraca perdagangan dengan nilai US$1,31 miliar, sementara impor dari Mesir hanya sebesar US$329,7 juta. Kondisi ini menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$975,4 juta bagi Indonesia, yang menunjukkan daya saing kuat produk-produk Indonesia di pasar Mesir.
Sepanjang 2024, ekspor Indonesia ke Mesir didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) dengan pangsa terbesar mencapai 53,4% atau senilai US$816,2 juta. Komoditas tersebut menjadi tulang punggung ekspor karena tingginya permintaan industri pangan dan kosmetik di Mesir. Selain itu, kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) menempati posisi kedua dengan nilai US$148,3 juta, diikuti oleh besi dan baja (HS 72) sebesar US$105,6 juta.
Sementara itu, impor Indonesia dari Mesir terdiri dari sejumlah bahan baku penting untuk industri dalam negeri. Komoditas utama yang diimpor pada 2024 adalah pupuk (HS 31) senilai US$101,9 juta, serta garam, belerang, dan kapur (HS 25) dengan nilai US$29,5 juta. Selain itu, impor bahan bakar mineral (HS 27) juga mulai menunjukkan peningkatan, meskipun porsinya masih relatif kecil dalam keseluruhan struktur impor.
Tren perdagangan sepanjang paruh pertama 2025 memperlihatkan lonjakan signifikan. Nilai ekspor Indonesia ke Mesir meningkat 46,64% secara tahunan (YoY), mencapai US$967,8 juta. Kenaikan ini tidak hanya didorong oleh komoditas utama, tetapi juga oleh kemunculan beberapa produk baru yang tumbuh pesat secara persentase. Fenomena tersebut menandakan keberhasilan Indonesia dalam memperluas basis ekspor dan meningkatkan diversifikasi produk ke pasar Afrika Utara.
Pertumbuhan ekspor yang kuat ini menjadi sinyal positif bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang tengah mendorong perluasan pasar ekspor nontradisional. Mesir dipandang sebagai pintu masuk strategis menuju pasar Afrika Utara, dengan pelabuhan Suez dan Alexandria sebagai titik distribusi utama. Produk-produk Indonesia seperti minyak nabati, bahan kimia, hingga hasil olahan pertanian kini perlahan mulai menembus pasar kawasan tersebut.
Selain memperkuat hubungan ekonomi, peningkatan kerja sama ini juga menjadi langkah strategis untuk memperdalam diplomasi perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Dengan peran Mesir sebagai pusat logistik regional, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas jangkauan ekspor hingga ke kawasan Timur Tengah dan Eropa.
Sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral, Presiden Prabowo dijadwalkan menghadiri The Sharm El Sheikh Peace Summit di Sharm El Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10/2025). Kehadiran tersebut diharapkan menjadi momentum baru untuk memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan kemanusiaan antara kedua negara.
Dengan tren positif yang terus meningkat, hubungan perdagangan Indonesia dan Mesir diproyeksikan akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Kombinasi antara stabilitas politik, peningkatan kapasitas logistik, serta diversifikasi produk ekspor menjadi kunci utama dalam menjaga momentum pertumbuhan ini.













