Woiwnews.com – Pada hari Minggu (21/07), Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengejutkan publik dengan mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden untuk pemilu mendatang. Langkah ini terjadi hanya satu bulan sebelum Konvensi Nasional Partai Demokrat berlangsung, dan Biden memberikan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon penggantinya dari Partai Demokrat.
Biden, yang berusia 81 tahun, mengumumkan keputusannya dalam sebuah pernyataan tertulis, menyebut bahwa menjadi presiden adalah “kehormatan terbesar” baginya. Namun, ia merasa pengunduran diri ini adalah “demi kepentingan terbaik partai dan negara.” Biden berencana untuk tetap menjabat sebagai presiden hingga akhir masa jabatannya pada Januari mendatang.
Kamala Harris, yang berusia 59 tahun, menyatakan merasa terhormat mendapat dukungan dari Joe Biden. Ia optimis akan memenangkan nominasi dan berjanji untuk menyatukan Amerika melawan Donald Trump. “Kita punya waktu 107 hari hingga hari pemilihan,” katanya. “Bersama-sama, kita akan berjuang dan menang.”
Konvensi Nasional Partai Demokrat yang akan berlangsung pada 19 Agustus 2024 di Chicago, menjadi momen penting bagi partai. Jika partai tidak bersatu mendukung Harris, maka konvensi terbuka pertama sejak tahun 1968 bisa terjadi, di mana para delegasi bebas memilih kandidat yang mereka dukung. Kandidat yang memperoleh tanda tangan dari setidaknya 300 delegasi dapat maju dalam pemungutan suara awal. Pemungutan suara ini akan diikuti oleh 3.900 delegasi yang loyal kepada partai. Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas suara setelah putaran pertama, putaran pemungutan suara berikutnya akan melibatkan super delegasi—para pemimpin partai dan pejabat terpilih—hingga seorang calon terpilih.
Dalam situasi ini, sejumlah nama muncul sebagai calon kuat dari Partai Demokrat. Beberapa di antaranya termasuk Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer; Gubernur California, Gavin Newsom; Menteri Perhubungan, Pete Buttigieg; Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro; dan Gubernur Illinois, JB Pritzker.
Gretchen Whitmer, gubernur Michigan yang menjabat selama dua periode, dikenal sebagai politisi Demokrat yang semakin populer. Dia pernah berkampanye untuk Joe Biden dan memiliki aspirasi politik yang tinggi. Meskipun ia menyatakan bahwa ia ingin melihat presiden Generasi X pada tahun 2028, banyak yang berspekulasi bahwa ia mungkin akan mencalonkan diri lebih awal.
Gavin Newsom, gubernur California, juga menjadi sosok yang kuat dalam pemerintahan Biden dan sering disebut-sebut sebagai calon presiden potensial. Newsom, yang telah memperkuat namanya melalui berbagai media konservatif, menyatakan dukungannya terhadap Biden sebagai presiden yang “tidak mementingkan diri sendiri” namun belum memberikan pernyataan resmi mengenai dukungannya terhadap Harris.
Menteri Perhubungan Pete Buttigieg juga tidak asing dengan dunia politik. Ia pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2020 dan dikenal sebagai salah satu pembicara terbaik dalam pemerintahan Biden. Buttigieg telah menangani sejumlah krisis publik selama masa jabatannya dan menyatakan bahwa Biden layak mendapat tempat di antara presiden paling berpengaruh dalam sejarah Amerika.
Josh Shapiro, gubernur Pennsylvania, mendapatkan popularitas tinggi sejak terpilih pada tahun 2022. Ia dikenal sebagai pemimpin yang mampu bekerja lintas partai dan telah mencapai keberhasilan politik besar, seperti membangun kembali jembatan yang runtuh di Philadelphia dengan cepat. Shapiro memuji Biden sebagai salah satu presiden paling berpengaruh dalam sejarah modern.
JB Pritzker, gubernur Illinois, dikenal karena keberhasilannya dalam menyelesaikan agenda-agenda progresif Partai Demokrat, seperti hak aborsi dan pengendalian senjata. Meskipun ia belum memberikan komentar resmi mengenai keputusan Joe Biden, Pritzker telah lama menjadi pendukung setia Biden dan sering mengkritik Trump secara terbuka.
Sementara itu, Donald Trump telah dikukuhkan sebagai calon presiden dari Partai Republik pada konvensi partai di Milwaukee. Trump, yang baru saja selamat dari upaya pembunuhan, menyebut bahwa Biden “tidak layak untuk mencalonkan diri” dan tentu saja “tidak layak untuk menjabat.” Trump dan super-PAC pro-Trump, Make America Great Again, dengan cepat merespons pengumuman Biden dengan menyerang Kamala Harris, menyatakan bahwa ia menutupi “kemerosotan mental Joe.”
Keputusan Joe Biden untuk mundur dari pencalonan presiden memicu dinamika baru dalam politik Amerika Serikat. Dengan dukungan terhadap Kamala Harris, Partai Demokrat bersiap menghadapi tantangan besar dalam menyatukan dukungan dan memastikan kemenangan dalam pemilu mendatang.
Baca juga: Posting Taehyung Foto dengan McDonald’s di Tengah Gerakan Hybe Divest from Zionism
Sumber: BBC.