Woiwnews.com – Timor Leste akhirnya resmi bergabung sebagai anggota ke-11 Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) setelah penantian panjang selama hampir 14 tahun. Keputusan itu diresmikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang berlangsung pada 26 hingga 28 Oktober di Kuala Lumpur. Penandatanganan deklarasi keanggotaan dilakukan dalam sesi utama, menandai langkah baru bagi kawasan Asia Tenggara dalam memperkuat integrasi regional.
Agenda pengesahan diterima dalam rangkaian pertemuan tingkat tinggi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia selaku tuan rumah. KTT ASEAN tahun ini terbagi menjadi sesi pleno dan sesi retret yang juga dihadiri para tamu internasional, seperti pemimpin Kanada, perwakilan Dewan Eropa, dan pimpinan Dana Moneter Internasional (IMF).
Bergabungnya Timor Leste disebut menjadi pelengkap dalam keluarga besar ASEAN. Pemerintah Malaysia menekankan bahwa hadirnya negara termuda di Asia Tenggara itu menjadi simbol persatuan dan takdir bersama negara-negara kawasan. Bagi ASEAN, penambahan anggota baru mencerminkan komitmen organisasi dalam memperkuat stabilitas politik, ekonomi, dan sosial di kawasan.
Dari pihak Timor Leste, keanggotaan ini disambut penuh optimisme. Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao hadir dalam penandatanganan deklarasi dan menyampaikan bahwa masuknya Timor Leste ke ASEAN merupakan titik awal dari perjalanan panjang membangun masa depan. Ia menegaskan bahwa status baru ini bukan akhir, melainkan awal babak baru dalam upaya mencapai kemajuan nasional.
KTT ke-47 ini juga menjadi puncak dari kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada tahun 2025. Selanjutnya, Filipina akan mengambil alih posisi kepemimpinan organisasi mulai 1 Januari 2026. Seremoni serah terima dijadwalkan berlangsung di hari penutupan KTT.
Meski kini sah menjadi anggota penuh, tantangan besar masih menunggu Timor Leste. Negara tersebut menghadapi tingkat pengangguran dan ketimpangan yang tinggi, serta masih bergantung pada minyak sebagai sumber utama perekonomian. Minimnya diversifikasi sektor ekonomi dinilai menjadi hambatan dalam beradaptasi dengan agenda pembangunan kawasan.
Di sisi lain, kemampuan negara tersebut dalam memperkuat sektor infrastruktur dan sumber daya manusia juga menjadi sorotan. Sejumlah kalangan menilai dua aspek tersebut penting untuk memastikan partisipasi yang efektif dalam komunitas ekonomi ASEAN. Situasi politik dalam negeri pun masih diuji oleh gelombang protes publik yang sempat terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Meski demikian, status keanggotaan penuh dianggap sebagai momentum penting yang dapat mendorong reformasi internal. Melalui platform ASEAN, Timor Leste memiliki akses lebih luas terhadap kolaborasi ekonomi, kerja sama pembangunan, serta peluang diplomasi yang lebih kuat di kawasan.
ASEAN yang berdiri sejak 1967 kini semakin berkembang dari lima negara pendiri menjadi sebelas anggota. Sebelum kehadiran Timor Leste, Kamboja menjadi negara terakhir yang diterima sebagai anggota pada 1999. Ekspansi ini menjadi cerminan bahwa organisasi terus bergerak dinamis mengikuti perkembangan geopolitik regional.
Dengan status baru ini, Timor Leste diharapkan dapat segera menyesuaikan diri dengan berbagai mekanisme kerja ASEAN. Sejumlah agenda ekonomi, politik, dan keamanan kawasan kini menuntut kontribusi aktif seluruh anggota, termasuk negara terbaru tersebut. Ke depan, keberhasilan Timor Leste akan dinilai dari seberapa jauh negara itu mampu memperkuat komitmen regional sekaligus menjawab tantangan domestik.













