Woiwnews.com – Platform e-commerce Tokopedia tengah menjadi sorotan setelah beredar isu pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan. Informasi ini ramai dibicarakan sejak perusahaan tersebut resmi diakuisisi oleh TikTok, anak usaha ByteDance, pada akhir 2023 lalu.
Kabar mengenai PHK massal menyebar luas di media sosial, meski pihak manajemen Tokopedia hingga kini belum memberikan keterangan resmi. Beberapa pegawai menyebut undangan town hall yang dikirim mendadak kerap menjadi sinyal adanya pengumuman pengurangan tenaga kerja.
Isu yang beredar menyebutkan bahwa sekitar 420 karyawan terdampak sepanjang Juli hingga Agustus 2025. Pada Juli, terdapat 180 orang yang diberhentikan, sementara Agustus ini disebutkan jumlahnya meningkat menjadi 240 orang. Divisi yang paling banyak terimbas antara lain teknologi informasi, customer care, serta tim operasional gudang dan pemenuhan pesanan.
Proses pengurangan pegawai disebut bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, Tokopedia juga dilaporkan rutin melakukan perampingan dalam skala kecil setiap kuartal. Namun, kali ini jumlah yang terdampak lebih besar sehingga mencuri perhatian publik.
Sejumlah pihak menilai bahwa kebijakan ini erat kaitannya dengan konsolidasi setelah penggabungan Tokopedia dengan TikTok Shop. Dalam sebuah pernyataan, perwakilan asosiasi e-commerce menyebutkan bahwa penyesuaian organisasi memang tidak bisa dihindari ketika dua entitas dengan bisnis serupa bergabung. Namun, jumlah karyawan yang benar-benar terdampak belum bisa dipastikan secara terbuka.
Selain isu PHK, Tokopedia juga menghentikan layanan gudang yang dikenal dengan nama “Dilayani Tokopedia”. Layanan yang diluncurkan sejak Maret 2022 itu menawarkan sistem penyimpanan dan distribusi produk bagi penjual, mirip dengan model Fulfillment by Amazon. Meski sempat digadang-gadang menjadi salah satu andalan, layanan ini resmi berhenti beroperasi pada 15 Agustus 2025. Penutupan tersebut turut berimbas pada karyawan yang selama ini menangani operasional gudang.
Penghentian layanan gudang dinilai sebagai bagian dari strategi TikTok untuk mengevaluasi prioritas bisnis di Indonesia. Konsolidasi ini diperkirakan akan membuat Tokopedia lebih fokus pada aktivitas bisnis dan pemasaran, sementara aspek teknis dan pengembangan sistem sebagian besar akan berada di bawah kendali tim TikTok di China.
Sejak akuisisi pada Januari 2024, ByteDance memegang 75 persen saham Tokopedia, sedangkan GoTo hanya menguasai 25 persen. Kesepakatan tersebut senilai sekitar 840 juta dolar AS, dengan komitmen investasi lebih dari 1,5 miliar dolar AS untuk memperkuat entitas gabungan. Langkah itu sekaligus memungkinkan TikTok Shop kembali beroperasi di Indonesia setelah sempat dibatasi oleh regulasi e-commerce.
Dengan kondisi terkini, masa depan karyawan Tokopedia masih menyisakan tanda tanya. Proses integrasi sistem antara TikTok Shop dan Tokopedia diproyeksikan selesai pada akhir 2025. Sejumlah analis menilai, proses penyatuan ini hampir pasti akan membawa gelombang efisiensi lebih lanjut, sehingga potensi PHK tambahan belum sepenuhnya tertutup.
Hingga saat ini, Tokopedia belum menyampaikan penjelasan resmi mengenai isu perampingan karyawan maupun penutupan bisnis gudang. Publik masih menunggu kepastian terkait arah strategi perusahaan setelah integrasi penuh dengan TikTok selesai dilakukan.













