Woiwnews.com – Film animasi Jumbo mencetak sejarah baru di industri perfilman nasional. Setelah 23 hari tayang di bioskop, film produksi Visinema Pictures itu berhasil menembus angka 6.322.482 penonton hingga Rabu (23/4). Capaian ini menempatkan Jumbo di posisi kelima dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Informasi tersebut disampaikan pihak rumah produksi melalui unggahan resmi di media sosial. Dalam keterangan tersebut, Visinema mengucapkan terima kasih kepada para penonton yang telah mendukung film tersebut sejak hari pertama pemutaran.
Dengan asumsi harga tiket rata-rata Rp40 ribu, Jumbo diperkirakan telah meraup pendapatan box office sekitar Rp252,8 miliar. Angka ini melampaui pencapaian film Dilan 1990 yang sebelumnya bertengger di peringkat kelima selama tujuh tahun, dengan total 6.315.664 penonton.
Kini, posisi film Dilan 1990 harus turun ke urutan keenam. Sementara itu, Jumbo hanya terpaut sekitar 70 ribu penonton dari Pengabdi Setan 2: Communion yang saat ini duduk di peringkat keempat dengan 6.391.982 penonton. Apabila tren penonton terus meningkat, posisi tersebut kemungkinan besar akan tergeser dalam waktu dekat.
Untuk mencapai posisi ketiga, Jumbo masih membutuhkan sekitar 540 ribu penonton lagi guna menyalip Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 yang dirilis pada 2016 dan mengantongi 6.858.616 penonton.
Adapun posisi dua besar masih belum tergoyahkan. KKN di Desa Penari (2022) menduduki puncak dengan perolehan 10.061.033 penonton, diikuti oleh Agak Laen (2024) dengan total 9.125.188 penonton.
Di tengah kesuksesan ini, Jumbo akan segera menghadapi persaingan baru di layar lebar. Sejumlah film lokal dan internasional dijadwalkan tayang dalam waktu dekat, seperti The Accountant 2, Thunderbolts, Mendadak Dangdut, dan Perang Kota. Meski demikian, antusiasme penonton terhadap Jumbo masih terlihat kuat.
Film Jumbo mengangkat kisah Don, seorang anak yatim piatu bertubuh besar yang kerap menjadi sasaran olokan. Don memiliki sebuah buku warisan dari orang tuanya, berisi cerita dan gambar ajaib. Dalam petualangannya, ia bertemu Meri, peri kecil yang meminta bantuannya untuk menemukan kembali keluarganya.
Proyek ini mulai dikembangkan sejak awal 2020 dan disutradarai oleh Ryan Adriandhy, yang juga menulis skenario bersama Widya Arifianti. Selain sukses secara domestik, film ini juga tengah dipersiapkan untuk peluncuran di pasar internasional. Hak distribusi global Jumbo saat ini masih tersedia untuk beberapa wilayah utama, termasuk Tiongkok, Amerika Utara, Eropa Barat, dan Australia.
Pencapaian Jumbo membuktikan bahwa film animasi lokal memiliki potensi besar di pasar Indonesia, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi industri kreatif nasional untuk menembus panggung global.