Woiwnews.com – Gajah kalimantan secara resmi diklasifikasikan sebagai terancam punah dalam daftar merah International Union for the Conservation of Nature (IUCN). Menurut asesmen yang dilakukan IUCN, populasi gajah terkecil di dunia yang masih hidup tersebut kini hanya tersisa sekitar 1.000 ekor.
Kerusakan habitat dan penggundulan hutan besar-besaran di Kalimantan menjadi penyebab utama penurunan drastis populasi gajah kalimantan di alam liar. Dalam 75 tahun terakhir, jumlah gajah kalimantan yang merupakan subspesies dari gajah asia ini terus menyusut baik di wilayah Indonesia maupun di Malaysia.
Di Sabah, Malaysia, gajah kalimantan semakin sering memasuki wilayah yang didominasi manusia untuk mencari makanan. Bertambahnya populasi manusia di wilayah tersebut memicu konflik antara manusia dan gajah. Direktur Departemen Margasatwa Sabah dan anggota Grup Spesialis Gajah Asia IUCN SSC, Augustine Tuuga, menyatakan bahwa selama 20 tahun terakhir terdapat berbagai upaya untuk memahami dan melestarikan gajah kalimantan.
“Kegiatan-kegiatan ini sangat penting untuk menjamin masa depan subspesies ini dan memungkinkan kelancaran pembangunan sosio-ekonomi di wilayah di mana gajah berkeliaran,” kata Tuuga dikutip dari siaran pers IUCN, Jumat (26/6/2024).
Hilangnya habitat akibat pembabatan hutan untuk kelapa sawit, perkebunan kayu, pertambangan, dan proyek infrastruktur besar seperti jalan raya semakin mengancam masa depan gajah kalimantan. Selain itu, perburuan gading, konsumsi bahan kimia pertanian yang tidak disengaja, dan tabrakan kendaraan juga menjadi kekhawatiran.
Kepala Wildlife Recovery ZSL, Mike Hoffmann, menambahkan bahwa gajah kalimantan menghadapi berbagai ancaman mulai dari hilangnya habitat hingga konflik dengan manusia dan satwa liar. Situasi tersebut terus menimbulkan ancaman bagi satwa liar dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Selama dua dekade terakhir, berbagai pihak telah berupaya untuk melestarikan gajah kalimantan. Salah satu langkah penting adalah kolaborasi dengan komunitas lokal. Hoffmann menekankan pentingnya bekerja sama dengan komunitas lokal untuk memahami tantangan yang mereka hadapi. “Saat kami bekerja secara global untuk melindungi dan memulihkan alam bagi semua orang, penting bagi kami untuk bekerja sama dengan komunitas lokal untuk memahami tantangan yang mereka hadapi. Dan mendukung mereka dalam mengembangkan intervensi berbasis komunitas yang akan membantu mereka hidup berdampingan secara damai dengan satwa liar,” katanya.
Baca juga: Zhang Zhi Jie Atlet Asal China, Meninggal Dunia di Badminton Asia Junior Championships 2024
Selain upaya dari pihak internasional, pemerintah Indonesia dan Malaysia juga perlu mengambil langkah konkret untuk melindungi habitat gajah kalimantan. Misalnya, dengan menerapkan kebijakan yang ketat terhadap pembukaan lahan baru dan meningkatkan pengawasan terhadap perburuan ilegal. Tidak hanya itu, penting juga untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan keberadaan gajah kalimantan.
Kesadaran publik mengenai situasi gajah kalimantan yang semakin kritis juga perlu ditingkatkan. Dengan adanya pemahaman yang lebih baik, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan turut serta dalam upaya pelestarian. Kampanye-kampanye lingkungan dan edukasi di sekolah-sekolah dapat menjadi langkah awal yang efektif.
Di masa depan, sinergi antara pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat lokal akan menjadi kunci keberhasilan pelestarian gajah kalimantan. Hanya dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat, keberadaan gajah kalimantan dapat terus dijaga dan dilindungi dari ancaman kepunahan.
Gajah kalimantan kini berada di ambang kepunahan dengan populasi yang hanya tersisa sekitar 1.000 ekor. Penyebab utama penurunan populasi ini adalah kerusakan habitat dan konflik dengan manusia. Upaya pelestarian terus dilakukan oleh berbagai pihak, namun perlu adanya langkah konkret dari pemerintah dan peningkatan kesadaran publik untuk menjamin masa depan gajah kalimantan. Dengan kerja sama yang baik, kita masih memiliki harapan untuk melindungi salah satu spesies langka ini dari kepunahan.
Baca juga: Joko Anwar Harapkan Musim Kedua “Nightmares and Daydreams”
Sumber: Kompas.