Woiwnews.com – Platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kini secara resmi mengizinkan unggahan konten dewasa atau yang biasa disebut dengan istilah not safe for work (NSFW). Kebijakan ini diambil di bawah kepemimpinan Elon Musk, dan memunculkan berbagai reaksi dari pengguna serta pengamat industri.
Sebelum perubahan kebijakan ini, X memiliki aturan yang cukup abu-abu mengenai konten dewasa. Pengguna memang bisa mengunggah materi NSFW, tetapi tanpa regulasi yang jelas, sering kali terjadi kebingungan mengenai apa yang diizinkan dan tidak diizinkan. Dengan perubahan ini, X menambahkan klausul yang mengizinkan konten dewasa dan grafis, namun dengan beberapa peringatan penting.
Pengguna X kini dapat memposting konten NSFW yang diproduksi secara sukarela, asalkan diberi label yang jelas. Peraturan baru ini juga mencakup video dan gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). “Kami percaya bahwa pengguna dapat membuat, mendistribusikan, dan mengonsumsi materi yang berkaitan dengan tema seksual selama materi tersebut diproduksi dan didistribusikan atas dasar suka sama suka. Ekspresi seksual, visual atau tertulis, dapat menjadi bentuk ekspresi artistik yang sah,” tulis X dalam kebijakan konten dewasa di blog resminya, sebagaimana dikutip oleh TechCrunch pada Selasa (4/6/2024).
Lebih lanjut, X menyatakan, “Kami percaya pada otonomi orang dewasa untuk terlibat dan membuat konten yang mencerminkan keyakinan, keinginan, dan pengalaman mereka sendiri, termasuk yang berkaitan dengan seksualitas. Kami menyeimbangkan kebebasan ini dengan membatasi paparan Konten Dewasa untuk anak-anak atau pengguna dewasa yang memilih untuk tidak melihatnya.”
Namun, meskipun mengizinkan konten dewasa, X tetap tegas melarang konten yang mengandung ancaman eksplisit, kekerasan seksual, atau tindakan kekerasan yang berlebihan dan berdarah. Alasan utama di balik kebijakan ini adalah untuk memungkinkan orang berpartisipasi dalam percakapan yang lebih luas tentang berbagai peristiwa di sekitar mereka, termasuk yang mungkin memerlukan visualisasi melalui gambar dan video.
Pengguna X diharuskan menandai postingan mereka sebagai media sensitif. Selain itu, konten ini tidak dapat diakses oleh pengguna di bawah usia 18 tahun atau mereka yang belum memasukkan tanggal lahir di profil mereka.
Dengan perubahan ini, X tidak hanya sekedar mengizinkan konten dewasa, tetapi juga berpotensi menjadi pesaing langsung bagi platform seperti OnlyFans, yang dikenal dengan konten eksklusif dan sering kali bersifat dewasa. Hal ini bisa menjadi strategi X untuk meningkatkan pendapatan, mengingat sekitar 13% dari seluruh postingan di X pada tahun 2022 berisi konten dewasa, berdasarkan laporan Reuters yang mengutip dokumen internal perusahaan.
Sejak perubahan kebijakan ini, konten dewasa di X tampaknya meningkat, dengan banyaknya bot porno yang bermunculan di platform tersebut. Dampak dari keputusan ini sudah mulai terasa, dan regulator di berbagai negara diperkirakan akan terus memantau X, terutama dalam upayanya menghapus materi pornografi non-konsensual dan konten pelecehan seksual terhadap anak (CSAM).
Pada Oktober lalu, Australia mendenda X karena gagal memberikan informasi yang memadai tentang konten pelecehan anak. Pada waktu yang hampir bersamaan, pemerintah India juga menginstruksikan beberapa jejaring sosial, termasuk X, untuk menghapus CSAM dari platform mereka.
Perubahan kebijakan ini menimbulkan berbagai reaksi dari publik. Beberapa pihak mendukung langkah ini sebagai bentuk penghormatan terhadap kebebasan berekspresi dan otonomi individu. Sementara yang lain khawatir tentang potensi penyalahgunaan dan dampak negatifnya, terutama bagi pengguna muda yang mungkin terpapar konten tidak pantas.
Salah satu pengguna X, Maria (34), menyatakan, “Saya mendukung kebijakan baru ini. Saya pikir penting bagi kita untuk menghormati kebebasan individu untuk mengekspresikan diri mereka, termasuk melalui konten dewasa. Namun, tentu saja, harus ada mekanisme pengawasan yang ketat untuk melindungi anak-anak dan mencegah penyalahgunaan.”
Di sisi lain, pengamat media sosial, Andi Setiawan, mengingatkan tentang tantangan yang dihadapi X. “Mengizinkan konten dewasa di platform sebesar X memang bisa menjadi langkah maju dalam hal kebebasan berekspresi. Namun, tantangan utamanya adalah memastikan bahwa konten tersebut tidak disalahgunakan dan ada perlindungan yang memadai bagi pengguna yang rentan,” katanya.
Perubahan kebijakan ini menunjukkan bagaimana Elon Musk membawa X ke arah yang lebih terbuka dan eksperimental. Namun, seperti setiap kebijakan baru, ini membutuhkan pengawasan dan penyesuaian agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai tanpa mengorbankan keamanan dan kenyamanan pengguna.
Sebagai platform media sosial yang terus berkembang, X harus siap menghadapi berbagai dampak dari kebijakan ini, baik yang positif maupun yang negatif. Bagaimana mereka menavigasi tantangan ini akan menjadi kunci kesuksesan atau kegagalan strategi baru mereka.
Baca juga: Pertama Kali dalam Sejarah! Arab Saudi Gelar Peragaan Busana Baju Renang
Sumber: CNBC.